Tekhnologi komunikasi mendukung kerja korporasi media massa di indonesia
Perkembangan teknologi komunikasi di era sekarang ini berkembang dengan sangat pesat, revolusi yang terjadi dalam teknologi komunikasi memanjakan oran-orang dalam melakukan komunikasi. Tidak hanya itu, di dalam dunia bisnis, perkembangan teknologi komunikasi berperan penting dalam kerja korporasi. Virtual office misalnya, virtual office adalah sebuah "ruang kerja" yang berlokasi di dunia internet dengan kata lain tidak mempunyai kantor real, di mana seorang individu dapat menyelesaikan tugas-tugas yang diperlukan untuk melaksanakan bisnis profesional atau pribadi tanpa memiliki "fisik" lokasi usaha. Kantor virtual merupakan sebuah bentuk aplikasi layanan perkantoran dalam format virtual yang bekerja secara online, dengan begitu para karyawan untuk bekerja bisa dari lokasi manapun dengan menggunakan teknologi komputer seperti PC, laptop, ponsel dan akses internet tanpa harus datang ke kantor atau dengan kata lain pekerjaan bisa di remote. Dengan adanya virtual office, waktu kita lebih efisien dalam bekerja. Kita tidak harus terpaku dengan jam-jam tertentu yang dilakukan di dalam satu tempat saja. Kita bisa melakukan perkerjaan dimanapun tempat yang kita inginkan. Tidak hanya itu, dengan virtual office kita tidak perlu memerlukan tempat untuk menjalankan bisnis anda, karena semuanya sudah tertata melalui virtual office. Maanfaat yang lebih terasa adalah biaya pengeluaran yang lebih hemat, karena dengan virtual office kita bisa mengehemat biaya gedung (sewa/milik sendiri), maintentence, listrik, tranport dan biaya-biaya lain yang ada pada kantor konvensional yang real/nyata.
Jelas sekali bahwa perkembangan teknologi komunikasi sangat berperan mendukung kerja korporasi media massa, contohnya beberapa stasiun pertelevisian di Indonesia membuka ruang untuk bekerja sama dengan masyarakat. Mereka menyediakan sebuah wadah untuk siapa saja yang mempunyai bahan pemberitaan yang layak untuk diberitakan dengan cara upload atau mengirimkanya via email dengan alamat-alamat website yang telah di tentukan.
Jelas sekali bahwa perkembangan teknologi komunikasi sangat berperan mendukung kerja korporasi media massa, contohnya beberapa stasiun pertelevisian di Indonesia membuka ruang untuk bekerja sama dengan masyarakat. Mereka menyediakan sebuah wadah untuk siapa saja yang mempunyai bahan pemberitaan yang layak untuk diberitakan dengan cara upload atau mengirimkanya via email dengan alamat-alamat website yang telah di tentukan.
korporasi media massa yang ada di indonesia
Banyak masyarakat Indonesia yang bergantung dengan media massa untuk hanya mencari sebuah hiburan ataupun untuk memenuhi kebutuhanya. Dengan semakin banyaknya masyarakat Indonesia yang menggunakan jasa media massa. Untuk sebagian pebisnis, dalam pandangan mereka itu merupakan salah satu peluang untuk meraup keuntungan yang menjanjikan. Maka tak heran dengan selalu bertambahnya media massa di Indonesia, dalam percetakan, pertelevisian ataupun radio. Dalam bidang pertelevisian, selain TVRI sebagai stasiun pertama yang berdiri di Indonesia yaitu pada tanggal 24 Agustus 196. terdapat 11 (sebelas) stasiun televisi lainya, Sebelas televisi ini ternyata dikuasai beberapa grup pemilik seperti MNC yang menguasai MNC (tadinya TPI), Metro TV, Global TV dan RCTI. Transcorp/Grup Para menguasai Trans TV dan Trans 7, kemudian Bakrie Group menguasai ANTV dan TV One , SCTV dan IVM (Indosiar Visual Mandiri) dikuasai kelompok yang sama, disamping TVRI serta Space Toon yang punya ijin siaran nasional, namun saham kepemilikan space toon kini telah di beli oleh perusahaan swasta dan berganti nama menjadi NET. Di samping itu kini telah beroperasi 7 televisi berlangganan satelit, 6 televisi berlangganan terrestrial, dan 17 televisi berlangganan kabel. Seperti tidak mau kalah dengan pertelevisian, radiopun mengalami kemajuan walaupun tidak sepesat televisi. Hingga akhir tahun 2002, terdapat 1188 Stasiun Siaran Radio di Indonesia. Jumlah itu terdiri atas 56 stasiun RRI dan 1132 buah Stasiun Radio Swasta. Perkembangan industri dan bisnis penyiaran juga telah mendorong tumbuh pesatnya bisnis rumah produksi (Production House/PH). Sebelum krisis ekonomi, tercatat ada 298 buah perusahaan PH yang beroperasi di mana sekitar 80% di antaranya berada di Jakarta. Pada saat krisis, khususnya antara tahun 1997-1999, jumlah PH yang beroperasi menurun drastis sampai sekitar 60%. Pada tahun 2003, bisnis PH secara perlahan kembali bangkit yang antara lain didorong oleh peningkatan jumlah televisi swasta. Kebutuhan TV swasta akan berbagai acara siaran, mulai acara hiburan sampai acara informasi dan pendidikan, banyak diproduksi oleh PH local. dalam bisnis media penerbitan, khususnya surat kabar dan majalah, juga mengalami peningkatan khususnya dalam hal kuantitas. Pada tahun 2000, menurut laporan MASINDO, terdapat 358 media penerbitan. Jumlah tersebut terdiri atas 104 surat kabar, 115 tabloid, dan 139 majalah. Hal menarik dalam penerbitan media massa cetak ini adalah semakin beragamnya pelayanan isi yang disesuaikan dengan karakteristik kebutuhan segmen khalayak pembacanya.